HOME > Berita Tiongkok
Buku Putih tentang Pekerjaan Pendidikan dan Pelatihan Vokasi di Daerah Otonomi Xinjiang(teks lengkap) 
2019-12-20 16:53

Buku Putih tentang Pekerjaan Pendidikan dan Pelatihan Vokasi di Daerah Otonomi Xinjiang(teks lengkap) 

Daftar Isi :

Kata Pengantar

1. Pentingnya Melaksanakan Pendidikan dan Pelatihan

2. Mengadakan Pelatihan dan Pendidikan Keterampilan Kerja berdasarkan Hukum

3. Isi Pendidikan dan Pelatihan 

4. Hak-hak Dasar Peserta Pelatihan Dijamin

5. Tugas Pendidikan dan Pelatihan Mendapatkan Hasil Signifikan

6. Menjelajahi Pengalaman Anti Ekstremisasi yang Bermanfaat

Kesimpulan

Kata Pengantar

Terorisme dan ekstremisme adalah musuh bersama umat manusia. Anti-terorisme dan anti-ekstremisme adalah tanggung jawab bersama masyarakat internasional. Menghilangkan terorisme dan ekstremisme yang merupakan kanker sosial yang secara serius membahayakan kehidupan orang, melindungi martabat dan nilai manusia, melindungi hak rakyat untuk hidup, hak atas kesehatan dan hak untuk berkembangserta memungkinkan orang untuk hidup bahagia di lingkungan sosial yang damai dan sejahtera, semuanya merupakan gagasan dasar dan tugas fundamental dari setiap pemerintahan yang bertanggung jawab.

Selama bertahun-tahun, komunitas internasional telah melakukan upaya tanpa henti dan pengorbanan yang sangat besar untuk memerangi dan mencegah terorisme serta ekstremisme demi melindungi keamanan kehidupan dan kebahagiaan masyarakat. Banyak negara dan wilayah di dunia  secara aktif mengeksplorasi berbagai tindakan dan metode yang efektif untuk memerangi dan mencegah terorisme dan ekstremisme dari situasi aktual negara dan wilayah tersebut, dan mengumpulkan pengalaman berharga.

Xinjiang adalah medan perang utama dalam perjuangan Tiongkok melawan terorisme dan ekstremisme. Untuk jangka waktu tertentu, Xinjiang menjadi korban utama terorisme dan ekstremisme agama, kehidupan banyak orang terancam. Xinjiang konsisten dalam menangani dengan meneliti akar masalah, mengombinasikan penyerangan dan pencegahan, melalui Pusat Pendidikan dan Pelatihan Vokasi (berikutnya disebut dengan "Pusat Pelatihan") melakukan pelatihan dan pendidikan keterampilan kerja (pelatihan dan pendidikan ), fokus dalam memberantas lahan dan kondisi yang dapat melahirkan atau menyebarkan terorisme dan ekstremisme agama, secara efektif mengekang daya pendorong sering terjadinya kegiatan terorisme, secara maksimal menjamin hak-hak dasar masyarakat dari berbagai suku, seperti hak untuk hidup, hak atas kesehatan dan hak untuk berkembang, dan memperoleh kemenangan dalam tahap penting perang melawan terorisme dan ekstremisme.

1.Pentingnya Melaksanakan Pendidikan dan Pelatihan

Terorisme dan ekstremisme telah ada di Xinjiang sejak lama. Dari awal abad ke-20 hingga akhir tahun 1940-an, pasukan separatis nasional dan pasukan ekstremis agama berusaha mendirikan negara "Turkistan Timur" dengan "persatuan politik dan agama" di Xinjiang melalui bantuan "Pan-Turkisme" dan "Pan Islamisme". Dengan tujuan memecah belah Tiongkokberbagai pasukan "Turkistan Timur" mendukung ekstremisme agama dan melakukan serangkaian kegiatan teroris yang kejam. Untuk waktu yang relatif lama setelah itu, penetrasi ekstremisme agama ke Xinjiang tidak pernah berhenti, dan kegiatan teroris yang kejam telah terjadi dari waktu ke waktu.

Sejak 1990-an, terorisme dan ekstremisme telah menyebar ke seluruh dunia dan menyebabkan bencana besar bagi umat manusia. Di Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Jerman, Spanyol, Belgia, Rusia, Turki, Mesir, India, Indonesia, Selandia Baru, Sri Lanka serta di banyak negara dan wilayah lain di dunia, telah terjadi kasus (peristiwa) serangan teroris kejam yang dipengaruhi oleh ekstremisme, sehingga mengakibatkan banyak korban luka dan meninggal, menimbulkan kerugian harta benda dalam jumlah besar, mengancam perdamaian dunia serta membayangi perkembangan komunitas manusia.

Menurut data statistik yang belum sempurna, dari tahun 1990 hingga akhir 2016, pasukan separatis etnik, pasukan ekstremis agama, dan pasukan kekerasan teroris merencanakan dan mengimplementasikan ribuan kasus (peristiwa) terorisme dengan kekerasan seperti ledakan, pembunuhan, peracunan, pembakaran, penyerangan, perusuhan, pemberontakan dll di Xinjiang, Tiongkok yang menyebabkan sejumlah besar orang tak bersalah terbunuh, ratusan petugas polisi keamanan publik meninggal saat bertugas, dan kerugian harta benda yang tidak terhitung.

Munculnya terorisme dan ekstremisme memiliki latar belakang internasional dan domestik yang kompleks, yang dipengaruhi oleh faktor-faktor politik, ekonomi, budaya dsbyang tidak ada hubungannya dengan negara tertentu, wilayah tertentu, kelompok etnis tertentu, agama tertentu, atau sistem sosial tertentu. Anti-terorisme dan anti-ekstremisme adalah tugas dan juga masalah dunia. Selama bertahun-tahun, beberapa negara dan wilayah berdasarkan situasi aktual masing-masing, telah secara aktif mengeksplorasi cara dan metode spesifik untuk memerangi dan mencegah terorisme dan ekstremisme agar dapat secara efektif melawan terorisme dan ekstremisme, namun karena terdapat perbedaan dalam tradisisejarahbudaya, tingkat pembangunan ekonomi dan sosial, tingkat pendidikan dan keterampilan bekerja warga negara dsb masing-masing negara atau wilayah, maka metode serta tindakan yang diambil pun tidak sama.

Xinjiang, terutama di 4 wilayah Xinjiang selatan seperti wilayah Kashgar, wilayah Hetian, Prefektur Otonomi Kizilsu Kirghiz, wilayah Aksu dll, memiliki ekstremisme agama dengan waktu penetrasi yang lama, jangkauan pengaruh yang luas, tingkat peracunan yang dalam, kasus (peristiwa) terorism yang kejam sering terjadi dalam kurun waktu tertentu, serta melibatkan orang dalam jumlah besar dan berdampak terhadap kelompok besar, sehingga mengakibatkan anti terorisme dan anti ekstremisme mengalami kesulitan besar.

Pasukan ekstremis agama menggunakan perasaan religius sederhana dari umat beragama untuk menyebarkan ekstremisme agama. Penyebaran ekstrimisme agama juga menggunakan faktor-faktor objektif seperti populasi umat beragama setempat berjumlah besar, komunikasi eksternal yang buruk, terbatasnya lapangan kerja pertanian dan peternakan, informasi sulit diakses, dan kurangnya pengetahuan ilmiah modern. Pasukan ekstremisme agama secara sewenang-wenang mendistorsi doktrin-doktrin agama, mengikat ekstremisme dengan agama, dengan komunitas umat beragama, dengan kehidupan sosialPasukan ekstremisme agama menyangkal semua konsep sekuler dan pencapaian peradaban modern, mengkhotbahkan apa yang disebut "jihad kemartiran untuk masuk surga", secara kejam membunuh mereka yang disebut "orang kafir" dan "murtad", menyebabkan kerusakan serius pada kegiatan keagamaan normal di daerah setempat. Umat beragama ditolak, dianiaya dan bahkan dibunuh di tengah jalan. Karena pengaruh ekstremisme agama, sejumlah besar penganut agama telah mendapat belenggu secara spiritual yang berat, produksi dan kehidupan normal telah sangat terganggu, serta pembangunan ekonomi dan sosial telah sangat dibatasi.

Untuk memperkuat kontrol spiritual umat beragama, pasukan ekstremisme agama terus menghasut para umat untuk menentang studi bahasa nasional, dan menolak pengetahuan ilmiah modern, memutarbalikkan untuk mengubah apa yang disebut "pengajaran dan aturan keluarga" dan menggunakannya sebagai pedoman perilaku melawan hukum konstitusi nasional, membingungkan umat beragama untuk menolak belajar menguasai keterampilan pekerjaan, meningkatkan kondisi ekonomi, dan meningkatkan kemampuan pengembangan diri. Sejumlah besar orang tidak memiliki kemampuan untuk menguasai bahasa nasional, dan tidak memiliki pengetahuan hukum dasar.

Di bawah infiltrasi dan kontrol ekstremisme agama, banyak orang berpartisipasi atau dihasut, dipaksa, dan dibujuk untuk bergabung dalam kegiatan teroris dan kegiatan ekstremis, tetapi mereka masih tergolong plot kecil atau belum mengakibatkan konsekuensi berbahaya yang aktual. Beberapa orang meskipun dijatuhi hukuman karena melakukan kejahatan atau kegiatan teroris dan ekstremis, namun belum sepenuhnya terlepas dari ikatan ekstremisme agama. Karena orang-orang tersebut diracun keras oleh ekstremisme agama sehingga kehilangan kemampuan mereka untuk secara rasional mengenali kehidupan normal dan batas-batas hukum. Jika tidak secara aktif campur tangan dan mengambil langkah-langkah terhadap mereka, maka ikatan ekstremisme agama terhadap mereka pun tidak dapat dilepaskan, dengan demikian mereka tidak dapat berintegrasi dengan kehidupan sosial normal, dan mereka pun tidak dapat mewujudkan pengembangan diri yang lebih baik.

Dalam menghadapi situasi yang parah dan rumit, anti-terorisme dan anti ekstremisme Xinjiang secara konsisten mematuhi prinsip menangani dengan meneliti akar masalah, dan menindak beberapa kejahatan teroris dengan kekerasan serius sesuai dengan hukum, dan memaksimalkan pendidikan untuk menyelamatkan mereka yang terinfeksi dengan ekstremisme agama dan memiliki pidana ringan. Pembentukan pusat pelatihan sesuai dengan undang-undang. Pendidikan dan pelatihan sistematis diberikan terhadap peserta pelatihan. Ini adalah kebutuhan mendesak untuk mengekang kasus (peristiwa) terorisme yang sering terjadi dan memberantas penyebaran ekstremisme agama, juga adalah kebutuhan mendesak untuk secara efektif meningkatkan level pengetahuan budaya peserta, menguasai keterampilan bekerja, mempromosikan pekerjaan dan meningkatkan pendapatan, serta adalah kebutuhan mendesak untuk mewujudkan stabilitas sosial dan stabilitas politik jangka panjang di Xinjiang.

2.Mengadakan Pelatihan dan Pendidikan Keterampilan Kerja Berdasarkan Hukum

Praktik mengajar dan pelatihan di Xinjiang tidak hanya sesuai dengan semangat dan persyaratan aturan hukum negara, tetapi juga mencerminkan prinsip dan konsep komunitas internasional dalam melawan terorisme dan ekstremisme.

2 Peraturan Daerah yaitu "Langkah-langkah untuk Menerapkan 'Undang-Undang Anti-Terorisme Republik Rakyat Tiongkok' di Daerah Otonomi Uygur Xinjiang" dan "Regulasi Anti Ekstremisme Daerah Otonomi Uighur Xinjiang" dibuat dan disempurnakan oleh Xinjiang sesuai dengan prosedur hukum yang berdasarkan "Undang-Undang Keamanan Nasional Republik Rakyat Tiongkok", "Undang-Undang Pidana Republik Rakyat Tiongkok", "Undang-Undang Acara Pidana Republik Rakyat Tiongkok", "Undang-Undang Anti Terorisme Republik Rakyat Tiongkok" dan "Peraturan Urusan Agama" dsb.

Hukum Tiongkok membedakan antara tindakan ilegal dan tindakan kriminal, dan menetapkan berbagai subyek dan prosedur penegakan hukum peradilan yang berbeda. Di antaranya, tergantung pada keadaan spesifik dari tindakan ilegal dan kriminal yang berbeda-beda, ada yang berdasarkan hukum yang berlaku dijatuhi hukuman oleh badan administrasi termasuk badan keamanan publik; ada yang diselidiki oleh badan keamanan publik, dan setelah diserahkan ke kejaksaan untuk ditinjau, pihak kejaksaan membuat keputusan untuk tidak maju ke pengadilan berdasarkan hukum; dan ada yang setelah dituntut oleh pengadilan, diadili dan dijatuhi hukuman oleh badan peradilan.

Khususnya dalam kasus-kasus ilegal kejahatan terorisme dan ekstremisme, dengan berlandaskan hukum, berdasarkan pada keadaan dan kondisi pihak terkait, selain dituntut oleh kejaksaan dan dijatuhi hukuman oleh badan peradilan, ada kasus yang ditangani oleh badan administrasi seperti badan keamanan publik dll menurut hukum, ada juga kasus yang berdasarkan hukum diputuskan untuk tidak maju ke pengadilan oleh pihak kejaksaan. Metode dan prosedur penanganan yang berbeda-beda ini secara tepat mencerminkan kebijakan bidang kriminal yang ketat dan luas serta kebijakan pendidikan yang menyelamatkan. Untuk menerapkan prinsip menangani dengan meneliti akar masalah, Undang-Undang dan Peraturan Daerah milik Tiongkok juga memberikan langkah-langkah seperti membantu, mendidik dan mengatur pendidikan yang sesuai bagi mereka yang terlibat dalam kegiatan terorisme dan kegiatan ekstremisme.

Xinjiang berdasarkan hukum seperti "Undang-Undang Anti Terorisme Republik Rakyat Tiongkok", "Langkah-langkah untuk Menerapkan 'Undang-Undang Anti-Terorisme Republik Rakyat Tiongkok' di Daerah Otonomi Uygur Xinjiang", "Regulasi Anti Ekstremisme Daerah Otonomi Uighur Xinjiang" dsb mendirikan Pusat Pelatihan dan memulai kerja membantu mendidik dll. Saat ini ada tiga jenis peserta yang masuk Pusat Pelatihan : pertama adalah orang yang dihasut, dipaksa, dibujuk untuk bergabung ke dalam kegiatan terorisme dan kegiatan ekstremisme, atau terlibat dalam kegiatan terorisme dan kegiatan ekstremismeyang bukan merupakan tindak kejahatan. Kedua, dihasut, dipaksa, dibujuk untuk berpartisipasi dalam kegiatan terorisme dan kegiatan ekstremisme, atau terlibat dalam kegiatan terorisme dan kegiatan ekstremisme, menimbulkan ancaman namun belum menyebabkan konsekuensi berbahaya yang aktual, keganasan subyektif tidak dalam, mampu mengakui kesalahan dan penyesalan, serta menurut hukum tidak perlu menjalani hukuman atau dibebaskan dari hukuman dan secara sukarela menerima pelatihan. Ketiga, orang yang dijatuhi hukuman karena kejahatan terorisme dan kejahatan ekstremisme, namun setelah selesai menjalani hukuman dinilai masih berbahaya bagi lingkungan sosial atau masyarakat, dan diputuskan oleh pengadilan rakyat bahwa setelah bebas harus menerima pendidikan yang sesuai. Menurut "Undang-Undang Anti Terorisme Republik Rakyat Tiongkok" pasal 29 dan pasal 30 menetapkan bahwa jenis peserta pertama dan ketiga menurut hukum perlu mendapat bantuan pendidikan yang sesuai. Terhadap jenis peserta kedua, sesuai dengan kebijakan bidang kriminal yang ketat dan luas, harus meminimalkan hukuman, memaksimalkan bantuan, maka bagi peserta yang mengakui kesalahannya dan menyesal atas perbuatannya, sukarela menerima pelatihan, serta yang menurut hukum tidak dituntut ke pengadilan, perlu menerima bantuan pendidikan.

Prosedur hukum spesifik untuk pembukaan pendidikan dan pelatihan di Xinjiang adalah bahwa lembaga terkait harus mengikuti peraturan yang relevan seperti "Undang-Undang Pidana Republik Rakyat Tiongkok", "Undang-Undang Acara Pidana Republik Rakyat Tiongkok", "Undang-Undang Anti Terorisme Republik Rakyat Tiongkok" dsb dalam mengidentifikasi karakter, perilaku dan kondisi serta dalam penanganan terhadap orang yang bersangkutan. Di antaranya, orang kategori pertama harus ditangani menurut hukum oleh badan keamanan publik dan menerima bantuan dan pengajaran dari pusat pelatihan; orang kategori kedua harus diselidiki sesuai dengan hukum oleh badan keamanan publik, dan setelah diputuskan untuk tidak maju ke pengadilan oleh pihak kejaksaan, pusat pelatihan akan memberikan bantuan pendidikan; orang kategori ketiga adalah orang yang sebelum bebas dari hukuman dinilai masih berbahaya bagi lingkungan sosial atau masyarakat, dan diputuskan oleh pengadilan rakyat bahwa setelah bebas harus menerima pendidikan yang sesuai.

Untuk orang yang disebutkan di atas, pendidikan dan pelatihan keterampilan kejuruan gratis akan dilakukan melalui berbagai bentuk seperti "pelatihan terpusat, boarding school, pelatihan praktik" dsb, dan sertifikat kelulusan akan diberikan setelah penilaian peserta mencapai standar. Setelah peserta menyelesaikan studi mereka, mereka dapat memilih pekerjaan sesuai keinginan masing-masing, atau mereka juga dapat meminta bantuan departemen terkait untuk membantu mendapatkan pekerjaan.

Pekerjaan pendidikan dan pelatihan di Xinjiang juga sejalan dengan prinsip-prinsip dasar yang didefinisikan dengan jelas dalam konvensi dan inisiatif terkait dari komunitas internasional. Sebagai anggota komunitas internasional yang bertanggung jawab, Tiongkok secara aktif mendukung PBB dalam memainkan peran yang memimpin dan mengoordinasi dalam kerja sama anti-terorisme internasional, mematuhi Piagam PBB dan prinsip-prinsip hukum internasional lainnya, mendukung serangkaian resolusi anti-terorisme yang diadopsi oleh Dewan Keamanan PBB, dan dengan sepenuh tenaga mempromosikan "Strategi Penanggulangan Terorisme Global PBB"(60/288) agar dapat sepenuhnya diimplementasikan. Saat ini, Tiongkok telah berpartisipasi dalam konvensi internasional untuk melawan terorisme seperti "Konvensi Internasional Pemberantasan Pengeboman Oleh Teroris", "Konvensi Internasional Pemberantasan Pendanaan Terorisme", "Konvensi Internasional Untuk Penindasan Aksi Terorisme Nuklir", "Konvensi Internasional Menentang Penyanderaan" dsb. Selain itu, di bawah kerangka Organisasi Kerja Sama Shanghai, Tiongkok dengan negara-negara terkait telah menyimpulkan dokumen seperti "Konvensi Shanghai tentang Memerangi Terorisme, Separatisme, dan Ekstremisme", "Konsepsi Kerja Sama antara Negara-Negara Anggota SCO dalam Memerangi Terorisme, Separatisme dan Extremisme", "Konvensi Anti-terorisme Organisasi Kerja Sama Shanghai", "Kerja Sama Negara-Negara Anggota SCO untuk memerangi terorisme, separatisme, dan ekstremisme pada 2019-2021", "Rencana Aksi Organisasi Kerja Sama Shanghai dan Republik Islam Afghanistan tentang Pemberantasan Terorisme, Penyelundupan Narkoba dan Kejahatan Terorganisir".

Laporan PBB "Rencana Aksi Nasional Penanggulangan Ekstremisme" (70/674)menunjukkan bahwa kemiskinan, pengangguran, kurangnya kesempatan kerja dan pendidikan rendah, juga bahwa kelompok-kelompok ekstremis yang kejam secara sewenang-wenang mendistorsi dan menggunakan kepercayaan agama, perbedaan etnis, ideologi politik dll adalah latar belakang dan penyebab terbentuknya ekstremisme dengan kekerasan. Rencana aksi tersebut mengusulkan bahwa untuk mencegah ekstremisme kekerasan, harus memperluas langkah-langkah penanggulangan, melakukan penanganan dini, menghilangkan faktor-faktor yang berpengaruh pada ekstremisme kekerasan, dan menggunakan langkah-langkah pencegahan untuk memerangi ekstremisme kekerasan. Rencana aksi mengusulkan untuk menyelaraskan kebijakan pembangunan nasional dengan tujuan pembangunan berkelanjutan, menghilangkan semua bentuk kemiskinan, menjamin pendidikan berkualitas, dan memberikan kesempatan belajar seumur hidup untuk seluruh rakyat; juga memberikan peluang pendidikan dan peluang ekonomi untuk personel kelompok ekstremisme dengan kekerasan, mendukung mereka untuk meninggalkan kelompok ekstremisme kekerasan; memberi kaum muda peluang untuk terus belajar, sumber daya pelatihan kejuruan, dan memupuk talenta kewirausahaan. Pekerjaan pendidikan dan pelatihan di Xinjiang adalah perwujudan konkret dari implementasi Tiongkok atas inisiatif dan konsep anti-terorisme dan anti-ekstremisme komunitas internasional.

3.Isi Pendidikan dan Pelatihan 

Untuk secara efektif mengekang penyebaran ekstremisme agama dan kasus (peristiwa) terorisme yang kejam, Xinjiang telah melakukan pendidikan dan pelatihan sesuai dengan hukum, dan mendirikan pusat-pusat pelatihan di beberapa daerah dan kabupaten.

Pusat pelatihan bersifat sekolah. Menanggapi kebutuhan aktual anti-terorisme dan anti-ekstremisme di Xinjiang, kursus pengajaran menggunakan pelajaran bahasa nasional, pengetahuan hukum, keterampilan kejuruan, dan anti-ekstremisme sebagai pelajaran utama.

Menanggapi masalah tingkat bahasa tertulis nasional peserta yang rendah secara umum, dilakukanlah pelatihan bahasa tertulis nasional. Pusat pelatihan memiliki dasar konstitusional dan hukum yang penuh untuk melakukan pelatihan bahasa tertulis nasional. "Undang-Undang Republik Rakyat Tiongkok", "Undang-Undang Republik Rakyat Tiongkok tentang Otonomi Nasional Regional" dan "Undang-Undang Republik Rakyat Tiongkok tentang Bahasa Tertulis Nasional" menjamin kebebasan semua kelompok etnis untuk menggunakan dan mengembangkan bahasa lisan dan tulisan mereka sendiri. Pada saat yang sama, "Konstitusi Republik Rakyat Tiongkok" dan "Undang-Undang Republik Rakyat Tiongkok tentang Bahasa Tertulis Nasional" juga menetapkan bahwa negara mempromosikan agar bahasa nasional digunakan secara luas di seluruh bagian Tiongkok, warga negara Tiongkok memiliki hak untuk belajar dan menggunakan bahasa nasional negara, dan negara menyediakan kondisi untuk warga negara dalam belajar dan menggunakan bahasa tertulis nasional. Pusat Pelatihan sepenuhnya menjamin hak-hak konstitusional yang diberikan kepada warga negara untuk belajar dan menggunakan bahasa nasional negara, serta memberikan kondisi belajar untuk peserta. Guru bahasa nasional yang memiliki kualifikasi diatur untuk menggunakan bahan ajar yang disiapkan khusus untuk peserta dan memberikan metode pengajaran berdasarkan sekolah pada umumnya, agar dapat dengan cepat meningkatkan kemampuan peserta untuk menggunakan bahasa nasional. Pelatihan bahasa nasional dilakukan dengan menghormati hak-hak etnis minoritas untuk menggunakan bahasa lisan dan tulisan mereka masing-masing.Tujuannya adalah untuk meningkatkan kemampuan dalam menguasai dan menggunakan bahasa nasional, sehingga peserta dapat memperoleh pengetahuan ilmiah dan budaya, keterampilan kejuruan, dapat keluar untuk berbisnis, berbaur dengan kelompok etnis lain serta beradaptasi dengan alat bahasa kehidupan modern, sama sekali bukan untuk merampas atau membatasi hak untuk menggunakan dan mengembangkan bahasa lisan dan tulisan etnis masing-masing.

Menanggapi kurangnya kesadaran umum peserta tentang supremasi hukum, dibukalah pelajaran pengetahuan hukum. Pusat pelatihan akan menjadikan pembelajaran pengetahuan hukum sebagai sektor utama dalam melatih peserta untuk meningkatkan kesadaran nasional, kesadaran sebagai warga negara, dan kesadaran terhadap aturan hukum. Mengundang hakim, jaksa, pengacara dsb untuk mengajarkan tentang hukum dan peraturan yang berlaku seperti "Undang-Undang Dasar Republik Rakyat Tiongkok", "Undang-Undang Republik Rakyat Tiongkok tentang Otonomi Nasional Regional", "Undang-Undang Pidana Republik Rakyat Tiongkok", "Prinsip Umum Hukum Perdata Republik Rakyat Tiongkok", "Undang-Undang Perkawinan Republik Rakyat Tiongkok ", "Undang-Undang Perlingungan Hak dan Kepentingan Perempuan Republik Rakyat Tiongkok", "Undang-Undang tentang Perlindungan Anak di Bawah Umur Republik Rakyat Tiongkok", "Undang-Undang Ketenagakerjaan Republik Rakyat Tiongkok", "Undang-Undang Perjanjian Tenaga Kerja Republik Rakyat Tiongkok", "Undang-Undang tentang Pendidikan Republik Rakyat Tiongkok", "Undang-Undang Pendidikan Kejuruan Republik Rakyat Tiongkok", "Undang-Undang Anti Terorisme Republik Rakyat Tiongkok", "Undang-Undang tentang Hukuman Administratif Keamanan Publik Republik Rakyat Tiongkok " serta "Regulasi Anti Ekstremisme Daerah Otonomi Uighur Xinjiang", "Upaya Daerah Otonomi Uighur Xinjiang Dalam Pelaksanaan 'Undang-Undang Anti Terorisme Republik Rakyat Tiongkok' ", "Regulasi tentang Urusan Agama Daerah Otonomi Uighur Xinjiang". Melalui studi, peserta akan meningkatkan pemahaman mereka tentang hak dan kewajiban warga negara, membangun konsep hak yang setara dan memenuhi kewajiban warga negara, secara sadar mematuhi hukum konstitusi nasional, dan bertindak sesuai dengan hak dan kewajiban yang ditetapkan oleh Undang-Undang Dasar.

Pelatihan keterampilan kejuruan dilakukan sebagai tanggapan terhadap kurangnya keterampilan kerja dan masalah kesulitan mendapat pekerjaan. Pusat Pelatihan akan menggunakan pembelajaran keterampilan kerja sebagai jalur penting untuk meningkatkan kemampuan kerja peserta, serta menyiapkan berbagai pelajaran dalam pelatihan yang sesuai kebutuhan dan kondisi pekerjaan setempat seperti mengolah pakaian dan sepatu serta topi, mengolah makanan, perakitan produk elektronik, percetakan, salon kecantikan, e-commerce, reparasi mobil, dekorasi arsitektur, keahlian beternak, budidaya pohon buah-buahan, pijat kesehatan, layanan penataan rumah, produksi kerajinan tangan, merangkai bunga, menenun karpet, melukis, keterampilan bermain alat musik, pertunjukan tari dan seni dsb. Pusat Pelatihan memberikan pelatihan keterampilan kepada peserta yang memiliki harapan dan memastikan bahwa peserta menguasai 1-2 keterampilan kerja saat peserta selesai mengikuti program pembelajaran. Pusat Pelatihan berfokus pada penggabungan pembelajaran kurikulum dengan pelatihan praktis untuk meningkatkan kemampuan operasional aktual para pelajar. Operasi pelatihan praktis adalah pengajaran praktis, bukanlah bekerja di pabrik, bukan pula bekerja di perusahaan atau bahkan kerja paksa.

Menanggapi masalah bahwa ekstremisme agama memiliki tingkat pengaruh dan kendali dalam berbagai tingkat terhadap peserta, Pusat Pelatihan akan menanamkan anti ekstremisme di sepanjang seluruh proses. Dengan mempelajari undang-undang dan peraturan, kebijakan etnis dan agama, juga pengetahuan agama secara bertahap, serta dengan memaparkan bahaya terorisme dan ekstremisme agama, maka peserta dapat sepenuhnya dan secara akurat memahami kebijakan negara tentang kebebasan beragama dan berkeyakinan, dan sangat memahami apa yang merupakan aktivitas keagamaan yang legal dan apa yang merupakan aktivitas keagamaan ilegal, apa itu ekstremisme agama, dan benar-benar memahami bahwa ekstremisme agama sepenuhnya bertentangan dengan ajaran agama, dan berusaha untuk membuat para peserta mengenali sifat jahat dan bahaya serius terorisme dan ekstremisme agama serta melepaskan segala pengaruh dan kontrolnya terhadap peserta. Pendidikan dan pelatihan tidak pernah mengganggu kebebasan berkeyakinan para peserta, dan tidak pernah melakukan kegiatan mengajar yang mengubah keyakinan keagamaan para peserta.

4.Hak-hak Dasar Peserta Pelatihan Dijamin

Menghormati dan melindungi hak asasi manusia adalah prinsip dasar yang ditetapkan dalam Undang-Undang Tiongkok dan sepenuhnya tercermin dalam berbagai sistem hukum Tiongkok dan berbagai tugas yang dilakukan oleh Pemerintah Tiongkok. Tugas pendidikan dan pelatihan di Xinjiang adalah tindakan tata kelola sosial yang diambil oleh pemerintah sesuai dengan undang-undang, yang bertujuan melindungi keamanan dan kehidupan masyarakat, serta menjamin tidak ada yang melanggar hak-hak dasar warga negara. Dalam proses melaksanakan tugas pengajaran dan pelatihan, Pusat Pelatihan secara ketat menerapkan ketentuan Undang-Undang dan hukum yang berlaku untuk memastikan bahwa hak-hak dasar peserta dalam pelatihan tidak dilanggar.

Tugas pengajaran dan pelatihan bukanlah cara pembatasan atau perampasan pada kebebasan pribadi, namun merupakan langkah penting yang diambil sesuai dengan hukum yang membantu peserta pelatihan untuk melepaskan ikatan terorisme dan ekstremisme agama, merupakan realisasi emansipasi ideologis masyarakat, peningkatan kualitas serta perkembangan yang lebih baik.

Hukum Tiongkok secara tegas melarang praktik diskriminatif apa pun berdasarkan alasan geografis, etnis, agama dll. Ketentuan ini telah diterapkan secara efektif di Xinjiang. Satu-satunya kriteria bagi Pusat Pelatihan untuk menentukan objek penyelamatan dan penerima pendidikan adalah apakah telah terjadi tindakan terorisme, ekstremisme agama atau perilaku kriminal, dan itu sama sekali tidak ada hubungannya dengan wilayah, kelompok etnis dan agama yang diyakininya.

Kebebasan pribadi peserta dalam proses belajar dan pelatihan dijamin sesuai dengan hukum. Pusat Pelatihan sepenuhnya menjamin bahwa martabat pribadi peserta tidak dilanggar, dan dilarang keras untuk menghina dan menyalahgunakan peserta dengan cara apa pun. Pusat Pelatihan menerapkan manajemen sistem asrama. Para siswa dapat pulang secara teratur, memiliki hak untuk mengajukan izin tidak masuk, dan peserta memiliki kebebasan komunikasi.

Di Pusat Pelatihan, adat dan kebiasaan semua kelompok etnis dan hak untuk menggunakan bahasa lisan dan tulisan mereka sendiri mendapat jaminan penuh. Berbagai peraturan dan regulasi, kurikulum, dan menu makanan dll di Pusat Pelatihan menggunakan bahasa nasional dan bahasa minoritas setempat. Pusat Pelatihan sepenuhnya menghormati dan melindungi kebiasaan dan kebiasaan siswa dari berbagai negara dan menyediakan berbagai macam makanan bergizi dan halal tanpa biaya.

Di Pusat Pelatihan, adat dan kebiasaan semua kelompok etnis dan hak untuk menggunakan bahasa lisan dan tulisan mereka sendiri mendapat jaminan penuh. Berbagai peraturan dan regulasi, kurikulum, menu makanan dll di Pusat Pelatihan menggunakan bahasa nasional dan bahasa minoritas setempat. Pusat Pelatihan sepenuhnya menghormati dan melindungi adat dan kebiasaan peserta dari berbagai suku serta menyediakan berbagai macam makanan bergizi halal dengan gratis.

Pusat pelatihan menyediakan guru bilingual, konselor, dokter, manajer layanan logistik dll untuk memastikan pembelajaran dan kehidupan peserta berjalan normal. Pusat pelatihan memiliki fasilitas tempat tinggal yang lengkap, ada pemanas ruangan untuk musim dingin, penyejuk udara atau kipas angin untuk musim panas, ada TV dan kamar mandi di asrama yang semuanya gratis untuk peserta. Tersedia pula ruang medis untuk memberikan layanan medis kepada peserta gratis 24 jam sehari, bila menderita penyakit ringan dapat dirawat di klinik, dan bila menderita penyakit berat dapat dengan cepat dikirim ke rumah sakit untuk dirawat.

Pusat Pelatihan sepenuhnya menghormati kebutuhan spiritual dan budaya dalam semua aspek para peserta. Ada fasilitas olahraga dan kegiatan budaya indoor dan outdoor, sering menyelenggarakan berbagai kegiatan hiburan seperti olahraga dan rekreasi. Tersedia pula ruang baca bagi peserta untuk belajar dan membaca buku. Terdapat ruang konseling hukum untuk membantu peserta memecahkan pertanyaan, kesulitan dan masalah di bidang hukum secara tepat waktu. Tersedia ruang konseling yang menyediakan layanan konseling psikologis dan merawat kesehatan mental para peserta. Semua peserta berhak atas jaminan sosial seperti jaminan pensiun, jaminan kesehatan dll, dan berhak berpartisipasi dalam pemeriksaan kesehatan nasional tanpa dipungut biaya.

Untuk meringankan kekhawatiran para peserta pelatihan, semua tingkat pemerintahan di Xinjiang telah menerapkan berbagai kebijakan istimewa di berbagai bidang seperti jaminan sosial, pendidikan dan perawatan medis, dan pengentasan kemiskinan dsb, serta membantu kerabat para peserta untuk memecahkan berbagai masalah aktual di bidang produksi, kehidupan, pekerjaan, sekolah, perawatan medis dll, sehingga semakin memperkuat motivasi peserta untuk berpartisipasi dalam pembelajaran dan pelatihan.

5.Tugas Pendidikan dan Pelatihan Mendapatkan Hasil Signifikan

Tugas pendidikan dan pelatihan di Xinjiang telah secara maksimal menyelamatkan orang-orang yang melanggar hukum dengan tindakan terorisme dan ekstremisme agama atau perilaku kriminal, secara maksimal menghilangkan lahan dan kondisi yang membiakkan terorisme dan ekstremisme agama, secara maksimal menjamin hak-hak dasar warga negara tidak dilanggar oleh terorisme dan ekstremisme agama, dan mendapatkan hasil yang baik. Jumlah orang yang mengikuti pelatihan bersifat dinamis, ada yang masuk dan ada yang keluar. Dengan perkembangan dan pemajuan pelatihan yang efektif, sebagian besar peserta telah memenuhi persyaratan pelatihan dan berhasil menyelesaikan pendidikan mereka.

Kualitas peserta secara keseluruhan telah ditingkatkan. Kesadaran peserta terhadap supremasi hukum telah meningkat dan secara umum telah mengenal Undang-Undang dan hukum yang wajib dipatuhi sebagai warga negara. Kemampuan peserta untuk menggunakan bahasa nasional meningkat. Banyak peserta yang dulunya tidak memiliki kemampuan untuk menggunakan bahasa nasional, namun ketika mereka lulus, mereka dapat memahami, berkomunikasi, membaca, dan menulis. Melalui studi pengetahuan keterampilan kejuruan, sebagian besar peserta telah menguasai keterampilan pragmatis tertentu dan kemampuan kerja mereka telah ditingkatkan. Banyak peserta telah memenuhi syarat kelulusan dari Pusat Pelatihan. Setelah lulus, ada yang dipekerjakan di pabrik atau di perusahaan, ada yang berwiraswasta, ada pula yang ingin terus meningkatkan kemampuan dengan melanjutkan studi di sekolah menengah kejuruan, sekolah tinggi kejuruan dsb.

Ekstremisme agama dihilangkan secara efektif. Melalui studi, sebagian besar peserta dapat mengenali sifat dan bahaya terorisme serta ekstremisme agama, juga melepaskan kontrol spiritual oleh terorisme dan ekstremisme agama. Kesadaran tentang negara, kesadaran sebagai warga negara, kesadaran tentang aturan hukum para peserta secara jelas menguat, dan kemampuan untuk membedakan antara yang benar dan yang salah telah meningkat secara signifikan. Sebagian besar peserta mampu mengenali bahwa ekstremisme agama bukanlah agama, dan kemampuan untuk menolak penetrasi ekstremisme agama meningkat secara signifikan.

Atmosfer sosial jelas telah membaik. Dalam proses kehidupan belajar peserta, Pusat Pelatihan memberikan perhatian khusus dalam membimbing peserta untuk mengubah konsep mereka, mendorong agar semua kelompok etnis saling menghormati adat dan kebiasaan masing-masing, mengikuti kebutuhan perkembangan sosial modern di berbagai bidang seperti pakaian, makanan, tempat tinggal, transportasi, pernikahan, pemakaman, adat, tata cara dll, serta menyebarkan konsep peradaban modern dengan penuh semangat agar peserta dapat melepaskan ikatan adat dan tata cara yang buruk dan tidak mengikuti zaman. Di bawah pengaruh positif pendidikan dan pelatihan, suasana sosial di Xinjiang jelas telah membaik, atmosfer yang sehat telah meningkat, pengaruh jahat telah menurun, penyebaran ekstremisme agama telah secara sadar dilawan, dan atmosfer sosial dalam mengejar pengetahuan ilmiah dan teknologi modern juga dalam gaya hidup beradab menjadi semakin kental.

Situasi sosial secara keseluruhan terus stabil. Sejak diadakannya pendidikan dan Pelatihan, Xinjiang tidak pernah terjadi kasus (peristiwa) terorisme selama hampir tiga tahun berturut-turut. Penetrasi ekstremisme agama telah secara efektif diatasi, situasi keamanan sosial telah membaik secara signifikan, kelompok etnis sejajar dan bersatu, umat berbagai agama rukun dan harmonis, kehidupan masyarakat stabil dan bahagia. Menurut statistik, pada tahun 2018, pariwisata di Xinjiang meningkat secara signifikan, menerima lebih dari 150 juta kunjungan wisatawan domestik dan asing, meningkat 40% dari tahun sebelumnya, 2,262 juta kunjungan di antaranya adalah kunungan oleh turis asing, yang mana meningkat 11,83% dari tahun sebelumnya. Mulai Januari hingga Juni 2019, Xinjiang menerima 75.893.500 kunjungan wisatawan domestik dan asing, ini merupakan peningkatan sebesar 46% dibanding periode yang sama pada tahun sebelumnya.

Orang-orang dari semua suku secara universal memberikan dukungan. Melalui pendidikan dan pelatihan, peserta dapat mengenali sifat dan bahaya terorisme serta ekstremisme agama. Berkat pendidikan dan pelatihan, mereka dapat "berbalik araha dan kembali dari jalan sesat terorisme" dan "menghilangkan belenggu spiritual ekstremisme agama." Tugas pengajaran dan pelatihan telah dengan kuat melindungi stabilitas dan keharmonisan masyarakat Xinjiang, menjamin hak asasi manusia dasar dari semua kelompok etnis secara maksimal, dan memenangkan dukungan rakyat dari semua kelompok etnis. Banyak orang secara pribadi merasa bahwa situasi hebat di Xinjiang saat ini tidak mudah diperoleh. Tanpa kerja pendidikan dan pelatihan, tidak akan ada hari yang tenang hari ini.

Komunitas internasional telah dievaluasi secara positif. Pekerjaan pendidikan dan pelatihan di Xinjiang telah secara luas menarik perhatian masyarakat internasional. Sejak akhir Desember 2018, bLebih dari 40 kelompok (organisasi, tim) seperti beberapa utusan diplomatik yang ada di Tiongkok, pejabat PBB, diplomat utama negara-negara terkait di Jenewa, beberapa partai politik negara, organisasi sosial, wartawan media serta kelompok agama dsb, dan hampir seribu orang mengunjungi Xinjiang. Lebih baik melihat satu kali dibanding mendengar seratus kali. Melalui kunjungan lapangan, banyak orang mengenali kebenaran dan memahami urgensi, keharusan, keabsahan, kerasionalan tugas pengajaran dan pelatihan Xinjiang. Mereka semua mengatakan bahwa di bawah pengaruh ekstremisme agama, kegiatan terorisme di Xinjiang sungguh brutal, tidak manusiawi dan keterlaluan. Tugas pengajaran dan pelatihan menyelamatkan mereka yang dikendalikan oleh terorisme dan ekstremisme agama. Tugas pendidikan dan pelatihan di Xinjiang telah memberikan kontribusi penting dalam perjuangan anti-terorisme dan anti-ekstremisme komunitas internasional, dan telah mengumpulkan pengalaman-pengalaman dengan nilai yang sangat berharga. Resolusi Konferensi ke-46 Organisasi Kerja Sama Islam memberikan apresiasi atas upaya Tiongkok dalam kepeduliannya terhadap umat Islam.

Beberapa wartawan media asing yang telah secara langsung mewawancarai Pusat Pelatihan Xinjiang telah menerbitkan artikel yang secara objektif memperkenalkan situasi sebenarnya dari Pusat Pelatihan, dan mengungkapkan pemahaman, penegasan dan dukungan atas tugas pendidikan dan pelatihan di Xinjiang.

Pada 15 Mei 2019, wartawan surat kabar "Al Riyadh" milik Arab Saudi dalam sebuah laporan berjudul "Xinjiang -- Portal 'Satu Sabuk Satu Jalan' Tiongkok" mengatakan : "Tiongkok menghormati etnis minoritas dan kepercayaan agama mereka."; "Untuk menghormati dan menjaga kebiasaan makan, pakaian, festival, perkawinan, pemakaman dsb milik suku minoritas, Pemerintah Tiongkok dan departemen terkait telah merumuskan serangkaian kebijakan dan peraturan."; "Di Xinjiang, semua kelompok etnis memiliki hak untuk mempertahankan atau mengubah kebiasaan hidup mereka masing-masing, ini adalah kebijakan Tiongkok yang konsisten."

Pada 15 Mei 2019, reporter "Pyramid Evening News" milik Mesir dalam sebuah laporan berjudul "Tiongkok menggunakan pendidikan ulang dan pelatihan untuk menghadapi ekstremisme" mengatakan: "Negara-negara di dunia berdasarkan kondisi aktual telah mengadopsi berbagai langkah pencegahan dalam menangani terorisme dan ekstremisme, di antaranya adalah langkah-langkah yang diambil Pemerintah Tiongkok untuk menangani pemikiran ekstrem di Daerah Otonomi Uygur Xinjiang dapat memberikan pengalaman yang bermanfaat."; "Pembentukan Pusat Pelatihan di Xinjiang adalah untuk melatih orang-orang muda yang terpengaruh oleh pemikiran-pemikiran ekstrem dari organisasi teroris, sehingga dapat memberikan mereka kesempatan untuk kembali melakukan integrasi sosial dan berjalan di jalan yang benar serta menjauh dari cengkeraman terorisme". Kantor berita DHA Turki mengatakan bahwa Pusat Pelatihan menyediakan manajemen dan layanan yang manusiawi bagi para peserta. Pusat Pelatihan tersebut tidak melanggar dan tidak membatasi kebebasan pribadi peserta. Para peserta belajar dan hidup dengan senang. Persepsi DHA selama kunjungan sangat berbeda dari konten negatif oleh propaganda Amerika dan negara barat, secara mendalam merasa bahwa Amerika memiliki double standard tidak masuk akal.

Majalah Amerika "International Focus" menerbitkan artikel "Perjalanan Daerah Otonomi Xinjiang Uygur" pada bulan Mei 2019, yang menyatakan bahwa Pusat Pendidikan dan Pelatihan Keterampilan Kejuruan Kashgar tertata dengan baik. Banyak anak muda yang dulunya menjadi korban pemikiran ekstrem, sekarang mempelajari keterampilan kejuruan. Ada orang yang mengajari mereka cara yang lebih baik untuk mencari nafkah. Mereka makan dengan baik dan hidup dalam kondisi yang baik. Reporter berkomunikasi dengan beberapa dari mereka, mereka diperlakukan dengan baik dan tampak sangat bahagia. Beberapa orang mungkin berpikir bahwa orang-orang muda ini dipaksa, tetapi kebahagiaan tidak dapat dipalsukan.

Pada 5 Juli 2019, "The Straits Times" Singapore menerbitkan artikel "Kisah di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Keterampilan Kejuruan Xinjiang", yang dengan jelas memperkenalkan situasi nyata Pusat Pelatihan Xinjiang serta perubahan banyak peserta saat sebelum dan sesudah pelatihan. Artikel itu menulis bahwa dari perspektif anti ekstremisasi dan pemerintahan negara, tidak ada keraguan tentang praktik Pusat Pelatihan Xinjiang membuahkan hasil yang melimpah. Dalam kontak dengan peserta, reporter mengetahui bahwa banyak peserta telah memiliki pengalaman radikalisasi melalui buku propaganda dan video ekstrem yang diunduh dari smartphone. Suasana Pusat Pelatihan itu seperti boarding school. Wartawan melihat Pemerintah membangun rumah untuk rakyat miskin, pasar lokal makmur, orang-orang bisa mendapatkan berbagai layanan medis serta menikmati pertunjukan lagu dan tarian etnis. Pemerintah Tiongkok bukan hanya tidak menekan budaya lokal, tetapi juga telah memberikan banyak kebijakan khusus kepada suku Uygur Xinjiang dan etnis minoritas lainnya dalam berbagai kebijakan seperti kebebasan jumlah anak dll.

6.Menjelajahi Pengalaman Anti Ekstremisasi yang Bermanfaat

Selama bertahun-tahun, dalam menanggapi ancaman terorisme dan ekstremisme, menghilangkan tanah dan kondisi yang dapat melahirkan atau menyebarkan terorisme dan ekstremisme, serta melindungi kehidupan masyarakat dan stabilitas sosial, beberapa negara di dunia dengan berawal dari pengalaman aktual masing-masing, bersikeras untuk secara aktif mengeksplorasi metode anti-terorisme dan anti-ekstremisme yang efektif serta telah mengumpulkan pengalaman-pengalaman yang bermanfaat.

Beberapa negara telah mendirikan "Pusat Anti-Ekstremisasi" yang melakukan pendidikan transformasi selama jangka waktu tertentu terhadap kelompok-kelompok yang telah terinfeksi ekstremisme, agar melalui kegiatan olahraga individu atau kolektif, konseling psikologis, yang diselingi diskusi tentang dengan realitas agama dan sekularisme dsb peserta mendapat pemulihan psikologis, dan agar melalui pelatihan keterampilan dan kemampuan kerja, peserta dapat kembali melakukan integrasi sosial. Beberapa negara telah mendirikan "Pusat Transformasi Pendidikan" untuk mengklasifikasikan ekstremis ke dalam tiga kategori yaitu sukarela, potensial, dan pelaku kriminal. Dengan mengandalkan keluarga dan komunitas,  bersama dengan berbagai langkah seperti intervensi spiritual, bantuan ekonomi dll, melakukan transformasi terhadap anti-ekstremisme. Di beberapa negara, di tingkat penjara dan masyarakat, para teroris dan kelompok-kelompok berisiko tinggi menerima pendidikan dan transformasi, melalui berbagai cara seperti pemeriksaan, rehabilitasi, pendidikan ulang, kembali ke masyarakat, evaluasi dll, melakukan transformasi anti-ekstremisme terhadap para teroris. Beberapa negara mengutuk kesalahan interpretasi ajaran Islam oleh para ekstremis, mereka mendorong toleransi beragama, mengusulkan  untuk kembali ke "Islam moderat", dan mendirikan pusat-pusat pendidikan untuk mengubah pendidikan orang-orang yang terkena dampak ekstremisme melalui dua tahap yaitu kontrol terpusat dan kembali ke masyarakat. Di beberapa negara, dengan meluncurkan proyek "Transformasi dan Pelepasan", yang mewajibkan teroris dan tersangka teroris yang pulang ke negaranya untuk berpartisipasi dalam pelatihan, dan mendirikan pusat pengasingan di seluruh negeri untuk penahanan para ekstremis dan mencegah mereka menginfeksi tahanan lain di penjara. Beberapa negara telah mengambil langkah-langkah dalam komunitas yaitu melakukan intervensi dini terhadap orang-orang yang terkena dampak ekstremisme dan mengadopsi metode dari mobilisasi sosial serta mendeteksi dan menghentikan upaya kaum muda untuk bergabung dengan kelompok-kelompok ekstremisme, sehingga aksi terorisme dan ekstremisme dapat dicegah.

Melalui pembentukan Pusat Pelatihan, Xinjiang telah memulai pendidikan dan pelatihan, telah mendidik dan menyelamatkan orang-orang yang terkena dampak terorisme dan ekstremisme agama, hal ini sama dengan praktik-praktik yang dilakukan beberapa negara dan wilayah di dunia. Tujuannya adalah untuk mencegah berkembangnya terorisme dan ekstremisme, menyembuhkan penyakit dan menyelamatkan orang, serta menjamin hak asasi dasar warga negara tidak dilanggar oleh terorisme dan ekstremisme.

Xinjiang telah melakukan tugas pengajaran dan pelatihan yang telah mencapai hasil luar biasa. Ini telah memberikan pengalaman yang berguna bagi masyarakat internasional dalam melakukan eksplorasi anti-terorisme dan anti-ekstremisme. Gigih dalam anti-ekstremisasi yang sesuai dengan kondisi setempat. Xinjiang telah melakukan tugas pendidikan dan pelatihan, tidak hanya secara aktif belajar dari pengalaman anti-terorisme dan anti-ekstremisme komunitas internasional, tetapi juga gigih dalam melakukan pekerjaan yang ditargetkan dalam upaya untuk mencapai hasil yang aktual dengan berangkat dari kondisi setempat serta situasi anti-terorisme dan anti-ekstremisme yang dihadapi secara spesifik.

Xinjiang secara dekat menggabungkan perjuangan aktual anti-terorisme dan anti-ekstremisme. Xinjiang sepenuhnya belajar dari pengalaman anti-terorisme dan anti-ekstremisme komunitas internasional, dan melakukan pendidikan yang ditargetkan yaitu pendidikan bahasa nasional, pengetahuan hukum, dan pendidikan keterampilan kejuruan bagi mereka yang terkena dampak terorisme dan ekstremisme agama. Selain menghilangkan pemikiran ekstrem, hasil aktual yang dicapai telah diakui oleh masyarakat, stabilitas sosial Xinjiang dan lingkungan untuk perkembangan agama yang sehat juga secara efektif terjaga.

Teguh dalam menyelaraskan penyerangan dan pencegahan. Secara konsisten mematuhi prinsip menangani dengan meneliti akar masalah. Satu tangan menyerang, mempertahankan tekanan tinggi pada terorisme dan ekstremisme, satu tangan mencegah, dengan mengutamakan pendidikan yang menyelamatkan. Melalui tugas pendidikan dan pelatihan, menerapkan pendidikan yang menyelamatkan dan melindungi terhadap mayoritas orang yang terkena dampak terorisme dan ekstremisme agama namun memiliki pelanggaran kejahatan ringan, memberikan bantuan tidak dengan metode mendorong namun dengan metode menarik, tidak dengan metode hukuman berat namun dengan metode penyelamatan, tidak dengan metode tidak suka namun dengan metode peduli dan cinta, agar mereka dapat melepaskan ikatan ekstremisme agama dan dapat mengetahui dan mematuhi hukum, dapat menguasai bahasa nasional serta memiliki pengetahuan budaya dan keterampilan kerja tertentu, sehingga dapat menjadi orang yang berguna bagi masyarakat dan mewujudkan nilai hidup manusia.

Gigih dalam meneruskan semangat mematuhi aturan hukum. Mengatur negara menurut hukum dan membangun negara sosialis yang patuh akan hukum adalah persyaratan penting untuk membangun sosialisme dengan karakteristik Tiongkok. Xinjiang telah melakukan pendidikan dan pelatihan untuk menghilangkan lahan dan lingkungan yang dapat melahirkan atau menyebarkan terorisme dan ekstremisme agama, dan selalu mengangkat panji-panji aturan hukum, dengan tegas melindungi otoritas Undang-Undang dan hukum, konsisten dalam menggunakan pemikiran hukum dan cara-cara hukum untuk menangani masalah, sehingga semua pekerjaan selalu dilaksanakan dalam jalur hukum. Tugas anti-ekstremisme Pusat Pelatihan selalu berpegang pada fakta sebagai dasar, hukum sebagai kriteria, dan konsisten bahwa tugas tersebut tidak berkaitan dengan wilayah, kelompok etnis dan agama tertentu.

Gigih dalam menghormati dan melindungi hak asasi manusia. Melaksanakan tugas pendidikan dan pelatihan tidak hanya melindungi hak asasi manusia semua kelompok etnis dari pelanggaran, tetapi juga menyelamatkan para pelaku kriminal yang telah dipengaruhi oleh ekstremisme agama secara maksimal. Pusat Pelatihan mematuhi prinsip yang berorientasi pada orang, menerapkan manajemen berbasis sekolah dan normalisasi yang sesuai dengan hukum, dan menyediakan layanan manusiawi, juga melarang keras menghina dan berlaku buruk terhadap peserta dengan cara apa pun, serta melindungi kebebasan pribadi peserta. Pusat Pelatihan menyediakan sumber daya pengajaran yang berkualitas dan pelatihan keterampilan yang beragam bagi peserta untuk memaksimalkan perlindungan hak peserta atas pendidikan.

Konsisten dalam pemerintahan yang bertanggung jawab dan mengambil langkah. Melindungi hak rakyat atas kehidupan, kesehatan dan harta benda, menjamin berbagai hak-hak dasar rakyatnya tidak dilanggar, serta hidup di lingkungan yang tenang dan bahagia, merupakan tugas yang tidak dapat dipungkiri dari pemerintah yang bertanggung jawab. Pemerintah di semua tingkatan di Xinjiang, dalam sikap yang sangat bertanggung jawab terhadap rakyat, mendidik dan menyelamatkan orang-orang yang terkena dampak terorisme dan ekstremisme agama, dan melakukan banyak pekerjaan dengan sabar dan cermat, dan menyelesaikan kesulitan yang tak terbayangkan. Keberhasilan pengembangan tugas pengajaran dan pelatihan telah menegakkan keadilan sosial, menjaga martabat manusia dan membangun citra baik pemerintah.

Kesimpulan

Praktik telah membuktikan bahwa pekerjaan pendidikan dan pelatihan Xinjiang telah secara efektif menghilangkan tanah dan kondisi yang dapat melahirkan atau menyebarkan terorisme dan ekstremisme agama, dan secara realistis menjamin hak-hak di bidang kehidupan, kesehatan dan pengembangan milik rakyat dari semua kelompok etnis di Xinjiang, yang tidak hanya memungkinkan Xinjiang untuk mencapai stabilitas sosial, namun juga kuat dalam menjaga keamanan dan stabilitas regional. Praktik ini sepenuhnya sejalan dengan semangat dasar dan prinsip-prinsip dasar komunitas internasional dalam melawan terorisme dan ekstremisme, dan sepenuhnya sesuai dengan kepentingan dan persyaratan mendasar dari rakyat semua negara di dunia.

Pekerjaan pendidikan dan pelatihan Xinjiang bertujuan untuk menghilangkan terorisme dan ekstremisme agama dari sumbernya, dan sepenuhnya merupakan bentuk penghormatan dan perlindungan terhadap hak asasi manusia. Beberapa orang dengan motif tersembunyi di dunia, menggunakan berbagai cara untuk menjelekkan nama Pusat Pendidikan dan Pelatihan Xinjiang karena memiliki prasangka ideologis dan tujuan tersembunyi, dalam upaya untuk menyangkal upaya besar Xinjiang memerangi terorisme dan ekstremisme, ini adalah hal yang tidak mungkin disetujui oleh rakyat dari semua kelompok etnis di Xinjiang. Beberapa negara, organisasi atau individu di dunia menjalankan "standar ganda" dalam masalah anti-terorisme dan anti-ekstremisme, yang sebenarnya adalah pembelaan dan tindakan berkomplot dengan terorisme dan ekstrimisme, secara serius melanggar moralitas internasional dan hati nurani manusia, serta dipandang rendah oleh semua orang baik dan adil.

Dalam menghadapi luka serius yang disebabkan oleh terorisme dan ekstremisme terhadap kemanusiaan, serta menghadapi masalah global tentang anti-terorisme dan anti-ekstremisme, Pemerintah Xinjiang di semua tingkatan telah mengambil sikap yang sangat bertanggung jawab dan secara aktif belajar dari pengalaman dan praktik internasional, dan melalui tugas pendidikan serta pelatihan dsb telah memperoleh kemenangan dalam tahap penting perang melawan terorisme dan ekstremisme. Praktik di Xinjiang layak mendapatkan pemahaman dan penghormatan dari komunitas internasional.

Perjuangan anti-terorisme dan anti-ekstremisasi Xinjiang masih memiliki bidang yang dapat terus disempurnakan, masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan. Xinjiang akan terus mengikuti realitas lokal dan terus mengikuti semangat "Strategi Penanggulangan Terorisme Global PBB" (60/288) dan "Rencana Aksi Mencegah Ekstremisme Kekerasan" (70/674) dsb, teguh dalam prinsip menyelaraskan penyerangan dan pencegahan, terus menyempurnakan tugas pengajaran dan pelatihan, melakukan upaya tak kenal henti untuk melindungi hak-hak dasar di berbagai bidang milik semua kelompok etnis di Xinjiang serta merealisasikan stabilitas sosial dan stabilitas politik jangka panjang di Xinjiang.

EndFragment

Suggest to a friend:   
Print